Move on? Hem. Menurut sebagian orang hal itu sangat gampang dilakukan,sebagian juga mengaku susah,mungkin saya termasuk kategori ini -_- Sebagian orang bilang move on itu cuma masalah menemukan cewek baru yang cocok dan mau.Setuju sih,tapi masalahnya ada pada kecocokan itu. kadang juga sudah merasakan kecocokan tapi masalahnya kemauan tidak ada.kadang juga sudah ada kemauan tapi tidak menemukan kecocokan -_- se ribet itukah tahapan move on yang bagi sebagian orang itu gampang? Kali ini sedikit berbagi cerita,siapa tahu kurang kerjaan terus baca artikel ini deh:)
Gagal move on! Itulah kata dari sebagian teman dekat saya. Setiap posting hal yang saya maksudkan hanya untuk hiburan malah dianggap kicauan orang belum move on. Kadang,saya berpikir tentang bagaimana sebenarnya kicauan orang yang sudah move on -_- Kalau kicauan orang yang sedang jatuh cinta,nanti malah dibully 1/4 derajat celcius. Maka dari itu,dengan maksud move on,saya mulai mencari orang yang cocok dan mau,mulai dari teman kampus,teman dari teman,sampai teman sekolah dulu. Dengan permulaan komunikasi yang spontan,tanpa adanya konsep terlebih dahulu,saya mulai komunikasi dengan perempuan yang sudah saya sebutkan sumbernya tadi.
Saya menemukan 4 perempuan yang saya anggap sebagai teman komunikasi yang baik,seiring berjalannya waktu,saya mulai akrab dengan mereka bahkan ada yang sangat akrab. Saya sangat heran ketika perempuan yang sangat akrab dengan saya itu memiliki pacar -_- Dalam hati saya bertanya"Apa yang salah nih?" Saya kemudian sedikit mendapat alasan,ketika saya membaca status bmnya "Menunggu itu melelahkan" Cukup pantas sih ketika dia mendapatkan hasil dari penantiannya,meskipun hasil penantian itu bukan saya -_- Mungkin saya egois,karena terlalu memilih,tapi saya juga tidak mau terburu-buru dalam menjalin hubungan. Akibat keegoisan itu,semua orang perlahan menjauh dan tidak lagi komunikasi seperti biasanya,kecuali 2 orang teman sekolah dulu.Mungkin karena sudah kenal lama,jadi komunikasinya awet.
Untuk menghindari menjauhnya mereka,saya tidak sekedar komunikasi basa-basi. Dengan maksud ingin move on,saya memberanikan untuk meningkatkan lebih jauh lagi hubungan. Entah sudah direncanakan atau bagaimana,mereka kompak menyimpulkan kalau saya itu belum move on.Tentu saja tidak mau mengakui,karena saya tidak memiliki harapan lagi bersama mereka jika saya mengaku :3 hahah Sebenarnya saya ingin sekali memberi tahu mereka tapi apakah mereka mau membantu saya move on dengan cara pacaran bersama dia.Tapi tentu kalau dipikir,mereka tidak akan mau.Kenapa? Karena mereka berpikir kalau saya belum belum,ya pastilah prioritas utama saya adalah mantan,padahal justru yang jadi prioritas utama adalah Dia. Kalau misalkan kami jadian,otomastis terjadi perpindahan (move on) besar atau kecilnya itu diketahui kalau kami sudah menjalin hubungan,tapi kalau sudah jalan komunikasinya,pastilah Dialah prioritas utama.
Yang membuat saya sangat susah mewujudkan suatu hubungan adalah kedekatan doi sama mantan -_- Memang tergambar aneh,tapi nyatanya begitu.Kecocokan dan kemauan kemungkinan besar kemungkinan sih,namun ada hal yang saya lupa;faktor keberuntungan -_- Saya kurang beruntung menaruh rasa kepada teman mantan saya -_- Meskipun saya tanyakan langsung apakah dia mau membantu saya move on dengan cara menjalin hubungan? Jawabannya tetap tidak mau. Yang namanya manusia juga punya batas kesabaran.Pemikiran dia adalah saya ini mantannya temannya,aneh rasanya jika menjalin hubungan. Saya kemudian berpikir kalau ini buang-buang waktu saja,meskipun pemikiran yang lainnya belum sempat dipikir -_- hehe
Oiya,kan tadi sisa perempuan teman sekolah yang satu juga sudah memiliki pasangan,sedangkan teman mantan juga menemui jalan buntu -_- Jadi sekarang saya tidak memiliki cadangan energi lagi(maksudnya adalah cadangan gebetan). Saya pernah membaca sebuah artikel yang mengutip kalimat yang cukup indah,ini dia kalimatnya "kadang aku tak sadar,dibelakangku ada orang yang lebih peduli padaku,daripada orang yang aku pedulikan." Ganjaran telak dari keegoisan selama ini. Membiarkan orang yang sudah peduli menunggu tanpa kepastian,sedangkan saya asyik mencari kecocokan dan kemauan yang ternyata belum saya temukan juga.