HN

Pages

Monday, June 25, 2018

Rumah Rapuh


Setelah pesanmu yang mengatakan tak ingin menghubungiku lagi, sejujurnya aku ragu hal itu bisa kau lakukan sebab perkenalan kita tidak sebentar, dan dengan percaya diri sudah ku klaim diri sebagai salah satu orang terdepan yang cukup mengenalmu. Seiring waktu berlalu, perkataannya benar, pesannya tak lagi muncul di kotak masuk handphone peliharaanku, ternyata aku salah klaim.
Aku mencoba menjadi laki-laki yang berada diantara ketegaran atau sok tegar, melawan rasa yang ingin menghubungi tapi tidak mampu kutaklukkan. 
Rutinitas seperti futsal, berbagi cerita sama teman laki-laki, ataupun sekadar nonton video yang lagi trend mampu sedikit jadi solusi. Terbiasa tanpa kabar satu sama lain membuatku ingin mengibaratkan kisah ini sebagai Rumah rapuh. Iya, ini adalah rumahmu, tapi tak senyaman dulu lagi. Kini jendelanya sudah tak kuat lagi menahan angin yang masuk silih berganti. Halaman rumahnya tak gersang, tanamannya tak pernah dipupuk harapan. Hanya tersisa kenangan akan keindahan rumah serta pekarangan yang membuatmu nyaman tinggal di sana waktu itu.

0 comments:

Post a Comment