Masalah,satu kata yang selalu ada menemani disetiap hari. Lebih setia dari pada sahabat terbaik sekalipun. Kali ini masalah itu baru pertama kali menghampiri,karena ini adalah masalah yang belum pernah saya alami. Penasaran masalah apa itu? Jawabannya adalah saya menyukai istri orang! -_- bukan itu yaa.masalahnya yaitu pelaksanaan acara pemilihan umum dilingkup kampus. Semuanya berawal saat saya diutus oleh ketua himpunan saya untuk mewakili atau menjadi utusan dalam pelaksanaan pemilihan umum. Sebenarnya ragu sih,Cuma doyan sih mencoba hal yang baru,lagian kegiatan ini bisa memersatukan saya dengan anggota dari himpunan lain. Tapi yang saya harapkan ternyata berbanding terbalik dengan kejadian saat pelaksanaan. Yang netral tidak ada,semua mau calonnya yang menang dan itu sudah tidak ada yang mau dikalah hehe. Kalau netral secara aturan main sih ya fair aja,ada melanggar pasti kentara juga sih.
Jauh hari sebelum pemilihan ini saya mendapat pertanyaan dan pernyataan yang bernada meremehkan,katanya saya ini angkatan 14 jangan sampai hanya meng-iyakan aturan dari senior tanpa ada protes ketika ada kerancuan didalam pelaksanaan. Wajar sih mereka berpikiran begitu karena mereka ini senior dalam masalah ini,tapi mungkin Dia melupakan saat juniornya dulu,mereka sama seperti junior yang lainnya yang hanya bisa melakukan protes lewat hati saja tanpa ada perkataan yang keluar karena mungkin rasa takut salah atau bagaimana,tapi itu semua kan pembelajaran. Dia seakan tidak membiarkan juniornya belajar tentang kepengurusan pemilihan ini. Kalau bicara masalah penindasan dari senior sih Alhamdulillah belum pernah,karena saya bergabung dengan hampir semua kelompok-kelompok. Kenapa bisa? Karena saya memanfaatkan olahraga futsal sebagai pemersatu!
Tiba saat pemeriksaan berkas oleh tim verifikasi,semua berkumpul untuk bersama menyaksikan pemeriksaan. Saat pemeriksaan terdapat kesalahan dari salah satu kandidat,karena calon wakilnya itu masih berstatus sebagai anggota penyelenggara pemilihan. Saya pribadi sih bingung kenapa bisa Dia jadi calon wakil,sementara statusnya masih anggota tim pemilihan. Berkasnya itu jelas ditolak,karena alasan belum mengundurkan diri. Nah masalah bagi calon ketua kandidat tadi,karena tidak ada calon wakilnya. Nah tim akhirnya langsung memberikan penyampaian kepada calon ketua ini. Sambil menunggu penggantinya,berkas selanjutnya yang diperiksa. Datanya sudah dikumpul ke panitia. Cuma masalah kelengkapan berkas saja dan itu diberikan tenggang waktu sampai jam 12:00.
Masalah seriusnya disini adalah calon ketua yang pertama dibahas tadi belum melaporkan berkas wakilnya pada panitia. Entah sistemnya bagaimana,tapi kasus ini membingungkan,kenapa tidak,calon ketua ini dikenal sebagai orang yang baik dikampus,orang yang kerap memberikan pencerahan bagi juniornya,tapi kok seperti menyembunyikan kecurangan dalam berkas.Karena kerap kali anggota yang lain menanyakan tentang berkas itu,tidak ada yang mengetahui -_- Saya sangat menyesalkan system yang seperti ini,karena kebersihan lembaga ini dipertaruhkan.
Esok harinya kami kembali rapat dengan agenda ketidak jelasan berkas yang kemarin,singkat saja hasilnya itu berkas tidak diterima karena tidak transparan penerimaan berkasnya. Dengan segala perdebatan didalamnya saya langsung saja menyimpulkan kalau hasil dari tidak transparannya kemarin tidak diterima. Oke fix! Beralih ke berkas yang ke-dua (Karena ada 2 calon ketua) Awalnya sih pemikiran tema-teman kalau pemilihan ini secara aklamasi,namun ternyata ada persyaratan yang tidak dipenuhi juga. Apa itu? Syarat minimal IPK harus 2,75 sementara IPK calon ini Cuma 2,5 dan singkat saja berkasnya pun ditolak. Jadi kesimpulannya tidak ada calon yang lolos verifikasi. Begitulah cerita pengalaman baru saya Oiya catatan: Jangan menganggap remeh seseorang,karena Anda belum tahu kapasitas orang yang sedang anda beri tahu.heh
0 comments:
Post a Comment