HN

Pages

Friday, February 10, 2017

Mencari Batasan Cuek

Orang cuek itu misterius, awalnya menyebalkan akhirnya juga kadang menyebalkan -_- Begitulah misteri yang sekarang terjadi. Berawal dari iseng-iseng buka kontak sosial media teman, eh dapat foto perempuan yang tidak asing, tapi kenal sedikit, tepatnya cuma saya yang mengenalnya :v Awalnya sangat menyebalkan, karena pada saat itu teman-teman sok ikut-ikutan menghubungi perempuan tadi. Pesan pertama terkirim dari ponsel, tidak lama kemudian ada respon yang bisa dibilang cukup cuek, hal yang biasa bagi orang yang belum kenal, apalagi perempuan, wajarlah mereka cuek, supaya tidak kelihatan murahan. hehe *bercanda Wajahnya cantik, senyuman mengalihkan pandangan, meskipun pandangannya sebatas di ponsel saja. Pesan ke dua tetap sama cueknya, sangat tidak asyik untuk orang yang lagi kosong. Ingin rasanya ditanya balik namun kenyataannya tidak -_- hanya jawaban dari pertanyaan saja yang diberikan, tak ada bonus percakapan yang diberikan. 
Setiap kali dia mengirim umpan, saat itu pula saya memakan umpan yang rasanya cukup pahit jika terus-terusan dikonsumsi. Percakapan yang kemarin tidak banyak perkembangan, hanya pertanyaan yang terus bertambah, layaknya orang yang sedang diinterogasi. Tak peduli iya merasa bosan dengan pertanyaan yang sangat biasa itu atau kasihan saja melihat kekosonganku, tapi nyatanya tetap membalas pesan yang kukirimkan padanya. Sesekali membuat kode agar dia memberikan akses yang sedikit lebih banyak dibanding apa yang selama ini masuk dalam percakapan. Memang waktu sekolah pasti sering bertemu, namun tak kenal, perkiraan itu selalu terbayang, "Mungkin dia pernah lihat, tapi tidak kenal." Benar saja, dengan harapan bisa terus komunikasi, sebuah perubahan gambar tampilan membuat perasaannya lupa-lupa ingat, dia bilang pernah melihat tapi tidak pernah sekalipun berkomunikasi, "Ya, maka dari itu sekaranglah waktu yang tepat unutuk komunikasi pertama kita, tulisku" Untuk pertama kalinya kata "haha" masuk ke dalam kotak percakapan, perkembangan ini cukup baik dibandingkan isi percakapan kemarin yang sangat membosankan untuk discroll terus menerus. Berbicara soal rasa ke dia, bagi jomblo yang haus perhatian pastinya selalu terselip rasa di setiap pertanyaan berantai yang selalu ku kirimkan padanya. 
Namun rasanya terlalu dini untuk menghancurkan rencana yang baru lahir beberapa hari terakhir ini. Di lain sisi, takutnya ada orang yang lebih dulu memanfaatkan peluang yang ada.  Lagian siapa aku? Kenal juga baru kemarin, sok-sok membahas rasa, dasar jomblo. Yah tidak ada salahnya, cuma masalahnya saja yang banyak, masalah dia mau atau tidak. Tidak perlu bicara mau atau tidak dulu, karena setiap balasan pesannya cukup memprihatinkan untuk dibaca. Untunglah pengalaman mengajarkan mengatasi masalah seperti ini, kemarin dapat masalah serupa dan hasilnya cukup baik. pelajaran kemarin intinya tidak putus asa dan tidak suka hilang setelah membuat nyaman, meskipun bukan sebagai pacar, tidak mesti hilang kayak avatar juga. 

Catatan: Kemungkinan masalah ini ada 2, yang pertama semakin baik pendekatan atau dihapus dari pertemanan sosial medianya. hehe

0 comments:

Post a Comment