Tengah malam masih dibayangi tugas-tugas -_- membuat jiwa
tentu ingin istirahat,salah satu cara yang saya lakukan ketika istirahat adalah
membuka social media. Memang sih itu bukan istirahat,tapi lebih kepada bekerja
tanpa beban! Dan itu sangat mudah untuk dilakukan,tidak perlu tenaga lebih
untuk menggerakkan pikiran ke arah social media ini,karena mungkin sudah
kebutuhan -_- Setelah membuka beberapa artikel hasil dari beberapa sumber,ada
artikel yang menarik dalam sebuah grup social media. Artikel itu memperlihatkan
seorang pencuri motor yang babak belur di hajar massa. Dan kondisinya sangat
parah akibat warga sekitar yang menghakimi orang itu.Lokasinya disalah satu
wilayah Sulawesi-selatan,kabarnya sih peristiwanya masih siang,kebayang tidak
sih mencuri disiang hari,ketika lagi banyak-banyaknya orang. Ya kemungkinan
besar kalau didapat pasti babak belur -_-
Dalam grup social media itu,ada yang komentar seolah tidak
setuju dengan sikap masyarakat,ada pula yang mendukung aksi yang dilakukan masyarakat.
Ya bermacam-macam cara pandang,sesuai sudut pandang orang masing-masing kan.
Kalau di Tanya pandangan saya bagimana,mungkin saya tidak berani berkomentar
untuk masalah ini,apalagi dalam grup yang beranggotakan puluhan atau ratusan
ribu akun -_- Tidak jarang mereka saling membalas komentar seolah melakukan
diskusi yang menentukan siapa pintar dan siapa kurang pintar,seolah-olah juga
mereka mendapatkan pujian,piala dari pemaca. Tidak salah sih komentar,saya
mengerti apalagi kalau mereka pernah kecurian,pastilah mereka sangat kesal.
Siapa sih yang tidak kesal barangnya di curi?
Apalagi barangnya itu sangat penting -_- tapi apakah aksi ini dibenarkan
dalam hukum?
Kalau diskusi masalah yang tadi,menurut saya sulit karena
seperti tadi,pandangan orang berbeda. Saya bukan ahli hukum,bukan pula seorang
yang terlalu mengerti tentang Hak asasi manusi*,namun dalam keseharian kita
mungkin pernah belajar tentang hal itu,namun hanya bisa menyimpulkan sisi
luarnya saja. Mungkin begitulah gambaran pengetahuan saya masalah hukum dan hak
asasi manusi*. Namun karena keinginan saya menulis artikel,yah saya gunakan
saja pengetahuan yang ada dalam memori untuk menghasilkan karya,toh kalau salah
da nada kritik,itu bisa jadi ilmu baru dan sangat bermanfaat buat kita. Artinya
kita bisa memanfaatkan kesalah kita sebagai pembelajaran berharga.
Kembali membahas tentang pencuri tadi,ada sebuah ironi yang
menurut saya sangat menyedihkan. Bagaimana pencuri yang merugikan Negara yang
cukup untuk membeli ratusan motor malah dapat penghakiman dengan special.
Mereka hanya dijemput tanpa harus merasakan sakitnya di massa,pedihnya mencari
uang di tengah kota besar yang penuh persaingan. Memang sih jadi pencuri
haram,tapi pribadi sih ada yang kurang beres dengan penegakan hukum. Pencuri
uang Negara yang jelas-jelas massanya jutaan,tidak merasakan dimassa jutaan
orang,bahkan dia malah dijemput mobil mewah -_- Sementara orang yang merugikan
sekelompok orang harus memasang badan untuk merasakan sakitnya dihakimi oleh masyarakat.
Keduanya jelas perbuatan yang buruk,karena kehilangan barang
yang kita miliki sungguh sangat mengecewakan. Barang yang dibeli dengan susah
payah,barang yang didapatkan dengan susah payah,lenyap ditangan pencuri. Dan kadang
pemikiran kita adalah memberikan efek jera bagi pencuri dengan cara kekerasan.
Dengan harapan dapat menyadarkan atau paling tidak menakuti niat pencuri untuk
kembali mencuri,karena dia paham betul resiko yang harus mereka tanggung jika
kedapatan.Beda lagi dengan cara untuk memberi efek jera yang merugikan jutaan korban,sejauh
ini belum ada solusi efektif untuk mengurangi angka korupsi. Yang mengherankan
adalah pelaku korupsi itu dari pejabat pemerintah kita (yang terbukti)
melakukan korupsi. Kok malah ke politik -_- Oiya kan kehilangan sesuatu itu
sangat mengecewakan atau bahkan menyakitkan,saya setuju. Kehilangan sesuatu itu
memang menyakitkan dan mengecewakan,tak terkecuali kehilangan pacar oahah. BM
0 comments:
Post a Comment